Kata orang, umur hanya berupa angka, tidak bisa dijadikan tolak ukur sebuah kedewasaan. Gue setuju dalam beberapa hal, ga setuju juga dalam beberapa hal. Dewasa itu tolak ukurnya apa sih? Menurut gue siy dewasa itu lebih ke bijaksana, matang dan bertanggung jawab. Dewasa juga bisa dilihat dari pembawaan dan cara seseorang mengambil keputusan. Kadang kedewasaan juga terlihat dari sikap seseorang sehari hari.
Okey, contoh kasus. Gue punya beberapa teman yang umurnya melebihi gue, sepantaran sama gue dan lebih muda dari gue. Gue seneng ngamatin mereka. Temen yang umurnya lebih tua dari gue kadang bisa terlihat sangat kekanakan, tapi itu hanya sepersekian dari kedewasaannya dia. Latar belakang, masa lalu dan keluarga sangat penting membentuk karakter dan pribadi seseorang menjadi sekarang yang gue kenal. Gue punya beberapa teman yang broken home, ada yang umurnya diatas gue ada juga yang dibawah gue. Salah satu temen yang umurnya dibawah gue terlihat mencoba mengambil alih peran ayahnya untuk membantu ibu dan adik adiknya. Temen gue yang lain yang seumur sama dia lebih condong memusatkan perhatian pada dirinya sendiri. Dia ga terlalu perduli sama rumahnya apalagi sama orang disekitarnya.
Dewasa dan umur memang tidak selalu berbanding lurus apalagi berbanding terbalik. Sadarkah kita bahwa pengalaman lebih berperan besar dalam hal ini? Sekali lagi ini dapat terlihat dari cara seseorang mengambil keputusan. Seorang ustadz pernah berkata, “hidup itu adalah masalah”. Yup, it’s totally right! Menurut gue, bagaimana cara kita mengatasi masalah yang menimpa kita itulah yang dapat dijadikan tolak ukur sebuah kedewasaan.
Saat ini, masalah dalam hidup gue semakin numpuk dan menggunung. Ini berarti sudah waktunya gue untuk melakukan perjalanan, bersilaturahmi dengan orang – orang yang tidak gue kenal sebelumnya, untuk mencari banyak ilmu, jawaban atas suatu hal yang belum ditemukan. Sepertinya, gue juga belum masuk kategori dewasa karena pengalaman gue masih setitik debu di padang pasir..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar