"Berapa menit perjalanan ke sana Kang?" Tanya saya.
"Paling 15 menit." Jawab Kang Ilet. Saya gak percaya. Tapi saya yakini saja, semoga benar adanya.
Menuju Tegal Alun dari Pondok Saladah harus melewati bagian yg disebut rawa oleh para guide. Sejak awal, jalunya sudah menanjak. Memasuki formasi tanaman Cantigi, kemiringan sudah mulai membuat napas ngos ngosan. Beberapa menit kemudian, kami masuk ke area yang pohonnya gosong semua akibat letusan Gunung Papandayan beberapa tahun lalu.
Di perjalanan ini, napas saya beneran habis. Gak kuat sama sekali untuk meneruskan perjalanan. Mba Mila, Dicky dan Kang Ilet ada dibelakang saya, Agung, Fauzi, Ira dan yang lainnya sudah meninggalkan saya. Saya totally sendirian. Sebelum sampai Tegal Alun, saya bertemu dengan sekelompok pria yg tengah turun. "Bentar lagi Mba. Ayo semangat!" Seru salah seorang dari mereka. Saya pun hanya tersenyum. Saya gak percaya. :P
Ternyata, dari titik tempat saya bertemu dengan kelompok pria tadi ke Tegal Alun memang sudah dekat. Tapi, karena kemiringan sudah mencapai 70 derajat lebih, saya memerlukan waktu yg cukup lama untuk sampai di sana. Sayup sayup terdengar suara orang sedang mengobrol saat saya berjalan, daaaaaannn sampailah saya di Tegal Alun!!
Kami menikmati pemandangan dan mengambil foto sekitar satu jam lamanya di Tegal Alun, sekalian ngambil napas juga. Fauzi dan Agung sibuk dengan Trangianya dan memasak air untuk menyeduh kopi, kopi paling nikmat hari itu. Waktu sudah menunjukan pukul 12. Kami harus segera turun ke Pondok Saladah, untuk kemudian turun lagi menuju tempat parkir dan segera pulang. Perjalanan turun Tegal Alun - Pondok Saladah ternyata hanya menghabiskan waktu 15 menit saja!
Sesampainya di Pondok Saladah kembali, kami segera membereskan peralatan dan barang bawaan. Kami tak mau terjebak hujan lagi seperti saat berangkat. Sekitar pukul 1, rombongan kami pun turun. Total waktu turun dari Pondok Saladah - tempat parkir sekitar 1,5 jam saja.
Sembari menunggu dijemput, kami menghangatkan perut dengan meminum teh manis dan membersihkan diri di toilet. Kaki pegal luar biasa! Rasanya tak percaya telah turun! Ditengah serunya obrolan, mobil jemputan datang dan kami harus pulang. Au revoir Papandayan! I see you when i see you!
The end.
Terima kasih untuk : Agung, Dicky, Fauzi, Kang Feri, Kang Agung, Ira, Mba Mila dan Atha.
Terima kasih terbesar untuk Kang Ilet dan Kang Roby. Bantosan na katampi pisan, Kang!
3 komentar:
kerrreeen., saya sebagai penghuni papandayan senang melihatnya disini :)
terima kasih Kang.. yang keren tulisannya apa Gn. Papandayannya nih? :P
dua-duanya kerren heheh.,
kunjung balik donk blogku., :D
Posting Komentar