Rabu, 28 Desember 2011

Intip isi tas liburan

Liburan akhir tahun adalah yg paling ditunggu-tunggu. Gunung atau pantai? Dua duanya butuh perencanaan matang. Bawa apa saja? I brought you my list. Here it is!

police military travel bag


Pantai
  1. Celana dari bahan linen atau katun. Selain ringan, bahan ini mudah kering.
  2. Dress dari bahan katun rayon. Ringan, melambai dan sangat feminin!
  3. T-Shirt
  4. Burkini. Jangan pernah berenang menggunakan outfit anda langsung, materialnya bisa rusak karena air laut terkadang cukup korosif.
  5. Sunscreen atau sunblock. Anda tak mau kulit indah anda terbakar bukan? ;)
  6. Sunglasses. Mengerutkan mata karena silau akan menambah lipatan di mata anda. So, don't leave home without it!
  7. Flipflop sandals. 
  8. Topi lebar. Fungsinya hampir sama dengan sunglasses, tapi tentu saja lebih stylish!
  9. Tote bag dari anyaman yang hip. Masukan segala keperluan pantai anda ke tas ini
  10. Kain pantai yg lebar untuk alas berjemur
  11. Handuk
  12. your personal list..

Gunung/hiking ceria
  1. Celana cargo + T-Shirt quickdry
  2. Sepatu hiking
  3. Jacket bulu angsa
  4. Topi/kupluk
  5. Kaus kaki
  6. Sendal gunung
  7. Ransel/carrier
  8. Senter
  9. Kantung plastik
  10. Raincoat
  11. you personal list

Welcoming holiday!!!

Yeaaayyy!!


Senin, 26 Desember 2011

My Moodbooster

smiling face


Yeaaa...

Semua orang punya cara masing masing untuk meningkatkan moodnya, tak terkecuali saya. Pagi hari, harusnya tidak boleh diawali dengan mood negatif! Let's spread mine, thought the world should know :P
  • Membaca quote yg berisi kata kata positif
  • Mendengarkan musik favorit (Maroon 5, Frente, The Smiths..)
  • Sarapan dengan menu sehaaaattt..
  • Ngintip album foto saat new year trip tahun lalu
  • Baca cerita konyol yg bikin ketawa
  • Mendapat pujian
  • Dikirimi kata kata romantis dari kecengan :p
  • Menonton tayangan inspiratif
  • Olahraga ringan untuk melancarkan peredaran darah
  • Memakai item busana kesayangan
  • Menyapa sahabat yg sudah hampir seminggu tidak berkomunikasi
  • Senyum manis diwajah dibalas oleh pria yg diincar

That's mine. What yours?


Sabtu, 24 Desember 2011

Scarf


Rumah mode dunia, hampir seluruhnya memiliki koleksi scarf, karena scarf adalah asesoris yang dapat merubah tampilan gaya anda secara keseluruhan dalam waktu singkat. Printing scarf banyak dikeluarkan oleh merk internasional seperti Louis Vuitton, Burberry, Missoni, Chanel, Etro, Lanvin, Hermès, Emilio Pucci, Dior dan Prada.

Pada awalnya fungsi scarf adalah untuk menyeka keringat dari wajah dan leher saat cuaca panas oleh para pria di Roma. Penggunaan scarf oleh pria saat itu adalah dilingkarkan di leher atau diikatkan pada belt. Segera setelah wanita banyak menggunakannya, scarf menjadi asesoris paling esensial yang harus dimiliki oleh wanita.

Fungsi dan kegunaan 

  • Scarf dari bahan wool banyak digunakan dimusim dingin di negara empat musim. 
  • Wanita muslim mengenakannya sebagai kerudung di kepala untuk menutupi leher dan rambutnya
  • Scarf dari bahan tipis, digunakan sebagai bandana dimusim panas
  • Pilot memakai scarf dari bahan sutra untuk menghindari asap yang mengandung minyak dari exhaust kokpit masuk ke dalam mulut mereka
  • Pria Sikh muda membuat turban mereka dari scarf


Tahukah anda?
Ada 3 bentuk dasar scarf di dunia : bujur sangkar, segitiga dan segi empat yang memanjang.

Scarf mana yg cocok untuk anda? ;)

*dari berbagai sumber

Jumat, 23 Desember 2011

Show the Red!

Gunakan warna merah pada :

  • aksen pada dress hitam, bisa berupa asesoris yg melekat pada busana atau belt kecil di pinggang
  • sepatu flats, saat anda sulit mencari padanan sepatu dgn jins + blus
  • tas/clutch, saat clutch gold kesayangan anda tiba tiba sulit ditemukan
  • lipstik, saat percaya diri anda sedang tinggi atau saat anda sedang ingin bergaya retro
  • cat kuku, untuk penampilan lebih dramatis
  • bingkai kacamata, agar tampilan anda lebih memukau
  • underwear, agar anda senantiasa diliputi gairah dan merasa seksi dibuatnya.


photo : cheap-uggsmall.com
Kesemua tips ini tentunya tetap harus diselaraskan dengan diri anda. Cocok atau tidak? Yang penting percaya diri!

Selamat mencoba!

*another ala-fashion-magazine-article 

Kamis, 22 Desember 2011

Travel with style!


photo : addictivefashionista.onsugar.com
Pernah dipusingkan akan penuh sesaknya kopor saat akan mengunjungi tempat liburan atau keperluan bisnis padahal waktunya singkat? Pernah dibuat bingung akan membawa jenis busana apa saja dan berapa banyak yang tanpa disadari tiba tiba anda membutuhkan kopor tambahan? 

 Ini tentu bukan akibat dari banyaknya hari yang akan habiskan di tempat tersebut. Hal ini lebih disebabkan karena anda membawa terlalu banyak busana yang anda pikir akan terpakai namun ternyata tidak. Keinginan untuk tetap tampil chic tentunya sangat dianjurkan, namun tidak harus dengan memindahkan seluruh isi lemari anda.  Mari kita mulai belajar akan manajemen pengaturan isi kopor! Berikut adalah beberapa informasi yang penting diketahui :
  • Ketahui berapa lama anda akan bepergian
  • Gali informasi sebanyak-banyaknya mengenai cuaca, temperatur, dan musim yang sedang berlangsung di tempat tujuan
  • Catat nama nama tempat yang akan anda kunjungi dan berapa lama anda akan singgah.
  • Pelajari budaya setempat. Anda tidak diperbolehkan mengenakan celana pendek ketika memasuki kuil di Thailand atau Bali!
  • Siapkah shawl atau scarf untuk membantu anda ketika sudah mulai mati gaya

*ditulis 8 April 2011, dengan gaya bahasa mirip2 majalah fashion :p 

Senin, 19 Desember 2011

Sampai Maut Memisahkan

Innalillahi Wa Innailaihi Roji'un..

photo : easyvectors.com

Hari Kamis lalu, tepat pukul 04.00 WIB, saya mendapatkan kabar bahwa nini saya dari pihak Ibu meninggal dunia. Nini saya saat itu berumur 80 tahun menurut catatan di secarik kertas bertuliskan Kenal Lahir.

Nini dan aki memiliki 6 orang anak, 3 lelaki dan 3 perempuan. Ibu saya adalah anak kedua mereka. Aki dulunya seorang guru yg mengajar di pelosok Jawa Barat dan Banten. Saat aki dan nini harus tugas mengajar di Banten, ibu saya dititipkan ke uwa nya (kakaknya nini) dan hingga sekarang dianggap anak oleh beliau. Adik - adiknya ibu lahir di Banten, Indramayu dan Sumedang mengikuti tempat kerja aki. 

Sementara aki mendedikasikan diri menjadi guru, nini lebih suka menjadi pedagang. Bakat dagangnya nini diturunkan ke anak anak perempuannya termasuk ibu saya. Sementara kakak kakaknya nini lebih suka menginvestasikan uangnya ke sawah dan kolam (balong), nini tetap pada pendiriannya utk menekuni dunia jual beli.

Dimasa pensiunnya, aki memutuskan untuk menetap di kampung halamannya, Situraja, Sumedang. Aki menikmati istirahat, sementara nini tetap berdagang. Dimata para tetangga, keluarga dan sahabat, nini dan aki udah kayak dua sejoli yang tak terpisahkan. Seringkali bercanda berdua, saling ledek, saling colek, ujungnya ketawa sama sama. Nini orangnya senang ngobrol, bercerita apa aja sampe yg denger jadi bosen atau ngantuk. Tapi aki gak pernah bosen denger cerita nini, aki tetap setia mendengarkan sampe nini selesai cerita.

Belasan tahun terakhir, fungsi pendengaran aki mulai berkurang. Aki jadi gak bisa dengerin cerita nini lagi sampai tuntas. Nini pun kalo ngajak aki ngobrol harus dengan suara yg agak kencang. Kadang kalo lagi ngobrol dengan suara kenceng, aki suka protes, "Tong tarik tarik teuing, gandeng!" (jangan kenceng kenceng, berisik!) :D Sayangnya, beberapa tahun kemudian, nini mengalami hal yang sama dengan aki, jadi mereka kalo ngobrol suka teriak teriak gitu di rumah.

Saat ini, aki pasti sangat merindukan masa masa itu. Nini belahan jiwa aki yang keras kepala dan cerewet itu sudah pergi. Kini rumah itu sepi. Sepanjang malam saya menginap di rumah aki, aki selalu memandangi foto nini, dan kemudian menangis... Saya, juga larut... 

Nini, saya memang tidak menangis saat berita itu sampai ke telinga saya. Saat itu saya menahan diri, karena harus menyelesaikan tanggung jawab yg lumayan besar. Nini pasti tau saya sangat menyayangi dan menghormati nini. Doa nini untuk saya, selalu minta kepada Allah untuk segera mempertemukan saya dengan sang jodoh. Sayang, saat itu tiba, nini tak bisa melihatnya. Saya mau seperti nini dan aki, yg tetap bersama, sampai maut memisahkan.

in memoriam
Nini Esih
Wafat : 15 Desember 2011

Rabu, 02 November 2011

Untuk Ibu

Photo : unagb.wordpress.com


Ibu biasa saya panggil Mamah.
Ibu selalu berbinar-binar saat tau saya akan pulang ke rumah.
Ibu terdengar kecewa saat tau saya tidak akan menghabiskan weekend di rumah
Ibu terlihat sedih saat tau saya harus pindah ke Jakarta, karena
Ibu khawatir kepindahan saya saat itu akibat dari ketidakbecusan saya bekerja
Ibu tau masakan favorit saya, dan selalu sudah tersaji di meja makan ketika saya pulang.
Ibu sering bersebrangan pendapat dengan saya
Ibu mengungkapkan rasa rindunya, dengan sering ngomel pada saya jika saya ada di rumah
Ibu ingin saya selalu bahagia
Ibu cemas jika saya tidak memberi kabar
Ibu sering membelikan saya barang yang tidak saya sukai dan saya jadi marah karenanya
Ibu adalah 'tempat sampah' jika saya ingin berkeluh kesah
Ibu tak ingin saya susah.
Ibu akan selalu ada untuk saya dan saya juga begitu
Ibu pasti berkata, "Jangan sedih nak, semua pasti akan baik baik saja"

Saya sayang Ibu.

Sabtu, 01 Oktober 2011

Hijab Stories, Sharing is Caring


say hello from me :)


Sharing is caring.

Saya ingin menceritakan sedikit mengenai tentang pengalaman saya saat memutuskan untuk memakai jilbab/hijab/kerudung atau apapun lah nama atau sebutannya.

Sebelumnya, saya pernah ngetweet pake hashtag #hijabstories tanggal 12 September 2011 mengenai pengalaman saya ini. Tak apalah jika sedikit diulang dan ditambahkan supaya lebih maknyus dan mantap. Boleh kan? Here they are...


  • Ok, saya mulai pake hijab atau kerudung sejak kuliah tingkat 3 
  • Knapa gak sejak tingkat 1 saya pake? Soalnya waktu itu saya gak kepikiran, masih seneng pake celana selutut yg longgar :D 
  • Lama2 tmn2 saya yg belum pake kerudung mulai berkurang jumlahnya dikelas. Setiap bulan ada aja satu org yg mulai pake kerudung 
  • Saya sih cuek aja, secara hobi saya maen basket + pake tshirt pendek. Koq kayaknya ribet amat ya maen basket pake kerudung? 
  • Tmn2 cowo ampe ngeledekin, "Si Dewi mah kayaknya gak bakal pernah pake kerudung tuh". Saya ketawa2 aja, tapi dalem hati mikir
  • makin naek tingkat kuliah, saya makin bnyk bergaul sama temen2 yg lebih dulu pake kerudung. Saya juga dipinjemin beberapa buku 
  • Sehabis baca buku, saya mikiiiirr aja. "Hey, ini kewajiban loh! Sama kayak sholat dan puasa!" Gitu bisikan dihati
  • Jaman kuliah dulu, saya ga lihat org berkerudung modis tapi ttp memenuhi kaidah. Biasanya klo gak ketat, gombrong bgt bajunya
  • Bisikan di hati tadi saya abaikan. Tapi terus ganjel aja. Saya takut pas waktu umur saya berakhir, saya belum menutup aurat 
  • Galau level 10 pun dimulai. Kebanyakan org menolak berkerudung karena pengen jilbabin hatinya dulu. Trus alesan saya apa? 
  • Tny ke hati dan nyari sumber langsung ke Al - Quran, ternyata ga ada alesan buat saya ga pake kerudung. Jadi, tunggu apalagi?
  • Malem itu saya bertekad, besok ke kampus saya udah harus berkerudung! Eh, pas buka lemari, ternyata gak punya baju panjang :D
  • Kerudung saya minjem punya kakak yg udah duluan pake. Baju, pake apa? Alhamdulillah nyelip satu kaos panjang warna biru. Sip
  • Berangkat ke kampus super deg2an. Org2 bakal ngetawain gak ya? Reaksi mereka bakal gimana ya? Aneh gak sih saya pake kerudung?
  • Aaand.. Jreng2.. Tmn2 saya gak ngenalin. Saya langsung melipir aja, ngumpet, sendirian. Pas ketauan, sobat saya teriak2 heboh
  • Temen2 cowok pada ketawa dan ngejekin, "Paling juga besok dibuka lagi!" Huh, nyebelin!
  • Temen2 cewek pada mendukung dan bilang, "Semoga tetap istiqomah ya". Damai rasanyaaaa..
  • Hari kesatu terlewati, giliran hari kedua, bingung pake baju apa. Ah, paling gampang sih pake jaket. And you know?...
  • Jaket itu saya pake tiap hari sampe orang bosen ngeliatnya! Gak dicuci sebulan kali tuh sampe saya beli baju panjang. Heheh..
  • Tapi emang ya dipikir2.. Beberapa tahun kebelakang pengguna kerudung semakin keren keren aja. Beda sama pas saya kuliah 
  • trust me, there are no reason for not wearing hijab! Kalo bisa sekarang knapa mesti besok? Sekian! :) 

Saya ngetweet ini karena ingin berbagi cerita bahwa takada alasan bagi kita untuk tidak menutup aurat. Ini sama wajibnya dengan menunaikan ibadah sholat 5 waktu dan shaum di bulan Ramadhan lhooo.. 

Untuk teman teman yang (masih) merasa memakai jilbab ituh terlihat tua atau terlihat kuno dan gak trendi, mungkin bisa buka website www.uptodatetrimoda.com (jualan, hehehe) dan jawab pertanyaan saya, kuno sebelah mananya? Muslimah sekarang pintar berbusana dan bergaya. Jadi mengapa anda menunda melaksanakan kewajiban?

Kindly share your story with me :)

note : Special thanks to @SadriZ @prawendha @zeeardin and @rouleysomething for the responses.. *peluk* boleh yaaahh.. :)


Senin, 26 September 2011

I'm a Social Media Addict




Saya, mengklaim diri saya sebagai pecandu social media. Betapa tidak, saya punya akun dihampir semua platform social media. Mulai dari Friendster, Facebook, Twitter, Tumblr, Blogspot, LinkedIn, G+ sampai yang terbaru Heello.

Social media adalah hal yang menarik bagi orang yang narsis dan ingin selalu eksis seperti saya. Kita bisa share foto, tulisan, berita, gosip, sampai hal hal gak penting yang cuman bikin orang lain merasa terganggu. Sejak kemunculan banyak platform social media, saya jadi geek, betah aja gitu nongkrong depan komputer lama lama hanya untuk ngulik dan baca baca artikel.

Awal kecintaan saya pada social media awalnya karena saya gak mau dianggap ketinggalan jaman. Setelah kecemplung, eh, ternyata ini hal yang menarik untuk dipelajari untuk kemudian dicintai (oleh saya). Sekarang, saya pun dipercaya oleh perusahaan dan teman teman yang lain untuk mengelola akun social media mereka.

Inilah alasan mengapa anda harus melek social media :

  1. Mendapatkan update berita dalam waktu singkat
  2. Mempunyai banyak teman baru dan dipertemukan dengan teman lama
  3. Narsis
  4. Pencitraan, dan yang terakhir
  5. Eksis
Setuju? :P

Kamis, 22 September 2011

Teguran 24 Jam

Saya ditegur.

Oleh atasan? Pernah. Oleh rekan kerja? Pernah. Oleh  Orang tua? Sering. Oleh saudara? Ummm.. :P

Kali ini saya ditegur oleh Sang Maha Pencipta, Maha Kuasa, Maha Pemberi dan Maha Maha lainnya yakni Allah SWT. Teguran berupa apa? Kehilangan alat komunikasi penting, si beri hitam, 24 jam saja.

beri hitam


Hari itu, saya dan teman teman melakukan aktivitas pekerjaan seperti biasa. Tidak ada yang istimewa, biasa biasa saja. Ketika kami kembali lagi ke kantor pukul 5 sore, tiba tiba saja saya ingat, saya tak dapat menemukan si beri hitam. Tidak di tas, saku celana, jok mobil ataupun tempat yang dianggap bisa menyebabkan si beri hitam nyelip. 

Awalnya saya panik, tapi kemudian saya merasa harus ikhlas namun tak hentinya berikhtiar. Semua tempat yang memiliki kemungkinan kami susuri, tetap tidak ditemukan. Saya pun pulang dengan hati was was, sekaligus mencoba untuk tetap berpikiran positif dan ikhlas.

Esok paginya, saya sudah tidak berusaha mencari, namun tetap berdoa. Teman teman di kantor rupanya mendapatkan sebuah informasi dari banyak saksi kalo beri hitam saya itu ada yang menemukan. Antara percaya dan tidak, saya pun enggan berharap. Isu miring dan negatif, membuat ciut nyali saya. Katanya beri hitam itu ada di tangan seorang wanita, jika disaat kita akan mengambilnya kembali wanita itu meminta 'upah', beri saja. Disamping itu, para saksi dan pemberi informasi, enggan disebutkan namanya. Saya tambah deg degan.

Selepas Maghrib, saya dan Opik (rekan kerja) menjemput beri hitam tersebut ke rumah yang ditunjukkan oleh saksi. Kami diterima dengan ramah oleh seorang pria dan istrinya. Setelah mengutarakan maksud dan tujuan, beliau pun memberikan si beri hitam itu ke tangan saya. Ini percakapannya :

Pria itu : "Setahu saya, pemilik beri hitam ini namanya Dewi, itu Mbak ya?"
Saya    : "Betul Pa."
Pria itu : "Istri saya yg menemukannya kemarin, menurut kabar, beri hitam ini milik salah satu karyawan di ruko depan. Seharusnya memang saya kembalikan, tapi saya khawatir beri hitam ini jatuh ke orang yang tidak bertanggung jawab."
Saya    : "Iya, Pa."
Pria itu : " Saya juga punya beri hitam, saya tau kalopun itu beri hitam saya ganti nomor, PINnya akan tetap sama. Saya juga ngeri sama pertanggungjawaban saya di akhirat nanti cuman gara gara saya mengambil hak orang lain yang harganya kurang dari dua juta rupiah."
Saya hanya tersenyum dan mengangguk
Pria itu : "Ini saya kembalikan, tapi saya minta tolong diganti biaya beli charger dan sarung beri hitamnya ya Mbak."
Saya berusaha tidak kaget dan bersikap biasa saja. Lalu saya bertanya, "Berapa harganya Pa?"
Pria itu : "Sembilan puluh lima ribu rupiah. Oya, saya juga minta maaf jika ada beberapa data hilang di beri hitam tersebut."
Saya mengangguk lunglai tapi tetap tersenyum. Opik lalu ikut bicara, "Besok uangnya kami kirim kemari ya Pa, sekarang kami tidak bawa uang." Pria itu mengangguk. Setelah itu, kami pun pamit pulang. Di dalam genggaman saya saat itu ada beri hitam, charger dan sarungnya.

Saya mengecek semua data. Dua folder dokumen dan foto hilang, percakapan via bbm dan what's app semuanya dalam kondisi telah dibaca, settingan email sudah berubah, settingan menu sudah berubah, settingan bbm berubah, beberapa kontak hilang, wallpaper dan ringtone pun berubah. Saya bersyukur bahwa beri hitam ini masih dalam kondisi baik dan dapat digunakan. Saya lalu berdoa, agar suami istri yang memberikan kembali beri hitam itu kepada saya agar dimudahkan urusannya dan dikabulkan semua keinginannya.

Sesampainya di kosan, ada hal yang mengganggu pikiran saya :
  • Mengapa para saksi enggan disebutkan namanya?
  • Mengapa para saksi berkata, jika ada yang minta 'upah' tolong diberi saja?
  • Untuk apa suami istri itu 'bersusahpayah' membeli charger dan sarung beri hitam utk saya?
  • Mengapa dia membaca seluruh percakapan via bbm dan what's app?
  • Mengapa settingan beri hitam itu diubah?
  • Mengapa dia menghilangkan beberapa folder data dalam beri hitam saya?
Allah memang punya banyak cara untuk menegur umatnya yang lalai. Pertanyaan - pertanyaan tadi tidak membutuhkan jawaban. Dalam kurun 24 jam ini, banyak pelajaran yang bisa saya ambil dan saya jadikan cermin atas perilaku dan amalan saya selama ini. Saya hanya berjanji, jika suatu saat saya ada dalam posisi persis seperti suami istri itu, saya akan mengembalikannya utuh dan tidak akan melakukan hal yang telah mereka lakukan pada beri hitam saya. InsyaAllah.

Wallahualam bi showab.


Senin, 19 September 2011

Duka Cita



Banyak teman bertambah umur, banyak pula yang umurnya berhenti di suatu detik

Umur memang tidak ada yang tahu kapan akan berhenti bertambah.

Jantung pun tak ada yang tahu kapan akan berhenti berdetak.

Sesuatu yang pasti di dunia ini hanyalah kematian.

Saya mendapatkan banyak kabar duka cita beberapa bulan terakhir ini. Seorang teman, ayahnya teman, keponakannya teman, neneknya teman, kakeknya teman dan suaminya teman, semua telah berpulang ke Rahmatullah.

Begitu cepat mereka pergi meninggalkan dunia ini. Semoga tempat terbaik di sisi Allah, menjadi tujuan akhir mereka. Amin.

Jumat, 26 Agustus 2011

Expedisia's Website is About to Launch



Saya bersama tiga orang teman, mendirikan Expedisia sebagai bentuk dari kecintaan kami terhadap dunia jalan jalan alias traveling. Ide ini tercetus pada akhir tahun 2010 dan kami berempat sangat antusias membangunnya.

Perjalanan dimulai dari pencarian nama, pembuatan bussiness plan, hingga produk yang akan dijual. Beberapa nama sempat menjadi kandidat, namun Expedisia lah yang terpilih. Expedisia terdiri atas dua kata : Expedition + Indonesia. Mengapa dicantumkan nama Indonesia? Karena kami bangga menjadi warga negara Indonesia dan ingin agar teman - teman yang lain sama bangganya dengan kami. Kami juga ingin agar Indonesia dikenal dan dikunjungi oleh warganya sendiri dan juga dunia. Cita cita yang sederhana namun besar tanggung jawabnya. 

Pembuatan logo Expedisia kami percayakan pada sahabat saya, Opik. It was great and we love it! What about you?

logo resmi expedisia, design by Taufik Nugraha (Opik)

Perjalanan Expedisia baru saja dimulai. Terima kasih atas dukungan semuanya!

Visit our website di www.expedisia.com 
Follow tweet kami di  @expedisia
Become our fan di Expedisia

Kamis, 04 Agustus 2011

Cermin : The Winner Stands Alone





Saya sudah menamatkan buku The Winner Stands Alone-nya Paulo Coelho. Tiba tiba saya ingat akan cuplikan kata kata di bawah ini :




"Lain dari jumlah cuti yang digariskan peraturan, saya merasa 'self esteem' pekerja Indonesia juga relatif rendah (ato direndahkan?). Sekali mendapat pekerjaan, pemberi kerja diperlakukan seperti angsa bertelur emas yang harus didengar semua titah dan perkataannya...........Jangan terlalu mendengar doktrin orang administrasi kepegawaian yang mencoba membuat anda percaya 'betapa beruntungnya anda bisa bekerja dengan kami'.

Konon karyawan yang mempunyai prioritas lain diluar kantor sebenarnya lebih produktif dan kreatif dari mereka yang menganggap pekerjaannya adalah segala-galanya." - Puguh Imanto



Sepenggal email diatas saya dapat dari milis yang saya ikuti sejak 4 tahun lalu. Kata - kata diemail itu sungguh menggugah hati dan membuka mata saya sekaligus.

Biasanya, kita memang selalu terbuai dengan keadaan dan takut kehilangan segala materi dan fasilitas yang telah kita dapatkan. Kita selalu mau 'diperbudak', diekploitasi dan direndahkan. Jiwa kita berontak saat itu, tapi kemudian idealisme pun luluh hanya karena dua lembar uang lima puluh ribuan yang disebut sebagai 'rezeki'. Is it normal?




Di buku The Winner Stands Alone disebutkan, NORMAL are :
  1. Anything that makes us forget who we are and what we want; that way we can work in order to produce, reproduce, and earn money.
  2. Setting out rules for waging war (the Geneva Convention).
  3. Spending years studying at university only to find out at the end of it all that you're unemployable.
  4. Working from nine till five every day at something that gives you no pleasure just so that, after thirty years, you can retire.
  5. Retiring and discovering that you no longer have enough energy to enjoy life and dying a few years out of sheer boredom.
  6. Using Botox.
  7. Believing that power is much more important than money and that money is much more important than happiness.
  8. Making fun of anyone who seeks happiness rather than money and accusing them of "lacking ambition."
  9. Comparing objects like cars, houses, clothes, and defining life according to those comparisons, instead of trying to discover the real reason for being alive.
  10. Never talking to strangers. Saying nasty things about the neighbors.
  11. Believing that your parents are always right.
  12. Getting married, having children, and staying together long after all love has died, saying that it's for the good of the children (who are, apparently, deaf to the constant rows).
  13. Criticizing anyone who tries to be different.
  14. Waking up each morning to a hysterical alarm clock on the bedside table.
  15. Believing absolutely everything that appears in print.
  16. Wearing a scrap of colored cloth around your neck, even though it serves no useful purpose, but which answers to the name of "tie."
  17. Never asking a direct question, even though the other person can guess what it is you want to know.
  18. Keeping a smile on your lips even when you're on the verge of tears. Feeling sorry for those who show their feelings.
  19. Believing that art is either worth a fortune or worth nothing at all.
  20. Despising anything that was easy to achieve because if no sacrifice was involved, it obviously isn't worth having.
  21. Following fashion trends, however ridiculous or uncomfortable.
  22. Believing that all famous people have tons of money saved up.
  23. Investing a lot of time and money in external beauty and caring little about internal beauty.
  24. Using every means possible to show that, although you're just an ordinary human being, you're far above other mortals.
  25. Never looking anyone in the eye when you're traveling on public transport, in case it's interpreted as a sign that you're trying to get off with them.
  26. Standing facing the door in an elevator and pretending you're the only person there, no matter how crowded it is.
  27. Never laughing too loudly in a restaurant no matter how good the joke.
  28. In the northern hemisphere, always dressing according to the season: bare arms in spring (however cold it is) and woolen jacket in winter (however hot it is).
  29. In the southern hemisphere, covering the Christmas tree with fake snow even though winter has nothing to do with the birth of Christ.
  30. Assuming, as you grow older, that you're the guardian of the world's wisdom, even if you haven't necessarily lived enough to know what's right and wrong.
  31. Going to a charity tea party and thinking that you've done your bit toward putting an end to social inequity in the world.
  32. Eating three times a day even if you're not hungry.
  33. Believing that other people are always better than you--better-looking, more capable, richer, more intelligent--and that it's very dangerous to step outside your own limits, so it's best to do nothing.
  34. Using your car as a weapon and impenetrable armor.
  35. Swearing when in heavy traffic.
  36. Believing everything your child does wrong is entirely down to the company he or she keeps.
  37. Marrying the first person who offers you a decent position in society. Love can wait.
  38. Always saying, "I tried" when you didn't really try at all.
  39. Postponing doing the really interesting things in life for later, when you don't have the energy.
  40. Avoiding depression with large daily doses of television.
  41. Believing that you can be sure of everything you've achieved.
  42. Assuming that women don't like football and that men aren't intersted in home decorating and cooking.
  43. Blaming the government for all the bad things that happen.
  44. Thinking that being a good, decent, respectable person will mean that others will see you as weak, vulnerable, and easy to manipulate.
  45. Being equally convinced that aggression and rudeness are synonymous with having a "powerful personality."
  46. Being afraid of having an endoscopy (if you're a man) and giving birth (if you're a woman).




Ya, i've been talking about my self.


Kamis, 14 Juli 2011

My New Social Media Account

Helloooooo....

Seiring dengan kemunculan Google + yang kian lama kian menyita perhatian, saya juga gak mau kalah start untuk ikutan. Alhamdulillah sahabat saya dengan senang hati menginvite saya ke akun G+ nya. Jadilah saya punya akun social media yang baru, Google+ alias G+!!



Proudly present my G+ account : gplus.to/dailydewi

Feel free to invite me as your circle, and made your own circle!!

Ciao!

Selasa, 12 Juli 2011

Life is a Rollercoaster

Untuk Ronggenk members, dimanapun kalian berada, thanks.



Ada beberapa kejadian yang mampu menjungkirbalikan perasaan saya dalam 4 hari terakhir ini. Ditengah suasana hati yang serba gak menentu akibat pengaruh hormon, saya harus menghadapi ini semua dengan hati sabar dan kepala dingin.

Sabtu itu saya pulang ke Bandung dengan perasaan senang dan excited. Tak sabar ingin bertemu dengan sahabat tercinta yang akan berkumpul malam nanti. Surprise! Ternyata, selain memang direncanakan kumpul, mereka juga merencanakan sesuatu buat saya! Hari itu mereka merayakan ulang tahun saya yang sebenarnya sudah kelewat satu bulan. Saya pun dapat hadiah, cardigan hijau dan organizer. Cardigan hijau itu adalah pilihan saya sendiri yang saya pun tak menyangka akan mendapatkannya :D, sedangkan organizer sengaja dipilihkan karena mereka tau saya super sibuk. Aduh, pokonya unforgetable moment deh!


(courtesy of  Rhyan)


Minggunya saya menikmati sekali leyeh leyeh di rumah sampai siang. Ngobrol sama nyokap dan bokap, giggling sama keponakan, gosip sama kakak perempuan, belanja ke Gedebage, menengok sahabat yang baru melahirkan, tidur siang sambil ngorok, nonton voli ibu ibu komplek...... aaahh.. indahnya hidup ini. Tapi sayang, keindahan itu hanya sesaat, sorenya saya harus kembali ke Jakarta.

Senin itu, saya tak punya firasat apa apa. Saya janjian sama sahabat saya Yuda untuk bertemu sore hari setelah pulang kerja. Di bis yang saya tumpangi menuju tempat janjian, velg ban belakangnya tiba tiba copot! Penumpang satu bis panik semua! Hahahaha... kocak... Setelah turun dari bis, blekberi saya tiba tiba berkedip tanda email masuk. Email pertama tak masalah. Email kedua, sangat membuat saya emosi. Saya langsung menelepon partner kerja saya untuk mebicarakan hal itu. Setelah telepon ditutup, pikiran saya sudah kusut. Saya tidak berada di sana, untuk menemani sahabat saya.

Saya sedih. Saya gak suka dilecehkan. Saya gak suka disepelekan. Saya marah. Saya kecewa. Saya tersinggung. Saya gak tau harus berpikir apa lagi. Dan, air mata saya pun jatuh......

Baru saja saya merasa bahagia, kemudian saya harus kecewa
Baru saja saya merasa senang, kemudian saya harus jatuh ke jurang.

Kemarin, kekesalan saya, dihapus dengan air mata.
Hari ini kekesalan saya, dihapus dengan senyum saja.

Stok sabar saya masih banyak. Saya sudah belajar untuk kuat.

Hidup seperti rollercoaster. Kadang berputar kadang lurus. Kadang berkecepatan tinggi kadang rendah. Yang harus kita lakukan adalah terus berjuang dan bersemangat. Kita tak pernah tau esok akan seperti apa. Banyak pelajaran dan ilmu yang saya dapatkan selama masa emosi saya kemarin. Saya bersyukur atas itu. Daaaaannnnn..... kepada semua sahabat yang menemani saat saat emosi itu, saya sayang kalian semua!

Sabtu, 02 Juli 2011

Hiking : Gunung Papandayan (Pondok Salada + Tegal Alun) 4 -tamat

"Tuh, Tegal Alun ada dibalik gunung yang sebelah situ." Kata Kang Ilet sambil nunjuk ke arah Timur. Saya termangu. Dibalik gunung itu? Tanya saya khawatir dalam hati. Pengalaman dari kawah ke Pondok Saladah juga dibilangnya ada dibalik gunung dan perjalanannya luar biasa berat.

"Berapa menit perjalanan ke sana Kang?" Tanya saya.
"Paling 15 menit." Jawab Kang Ilet. Saya gak percaya. Tapi saya yakini saja, semoga benar adanya.

Menuju Tegal Alun dari Pondok Saladah harus melewati bagian yg disebut rawa oleh para guide. Sejak awal, jalunya sudah menanjak. Memasuki formasi tanaman Cantigi, kemiringan sudah mulai membuat napas ngos ngosan. Beberapa menit kemudian, kami masuk ke area yang pohonnya gosong semua akibat letusan Gunung Papandayan beberapa tahun lalu.




Di perjalanan ini, napas saya beneran habis. Gak kuat sama sekali untuk meneruskan perjalanan. Mba Mila, Dicky dan Kang Ilet ada dibelakang saya, Agung, Fauzi, Ira dan yang lainnya sudah meninggalkan saya. Saya totally sendirian. Sebelum sampai Tegal Alun, saya bertemu dengan sekelompok pria yg tengah turun. "Bentar lagi Mba. Ayo semangat!" Seru salah seorang dari mereka. Saya pun hanya tersenyum. Saya gak percaya. :P

Ternyata, dari titik tempat saya bertemu dengan kelompok pria tadi ke Tegal Alun memang sudah dekat. Tapi, karena kemiringan sudah mencapai 70 derajat lebih, saya memerlukan waktu yg cukup lama untuk sampai di sana. Sayup sayup terdengar suara orang sedang mengobrol saat saya berjalan, daaaaaannn sampailah saya di Tegal Alun!!






Kami menikmati pemandangan dan mengambil foto sekitar satu jam lamanya di Tegal Alun, sekalian ngambil napas juga. Fauzi dan Agung sibuk dengan Trangianya dan memasak air untuk menyeduh kopi, kopi paling nikmat hari itu. Waktu sudah menunjukan pukul 12. Kami harus segera turun ke Pondok Saladah, untuk kemudian turun lagi menuju tempat parkir dan segera pulang. Perjalanan turun Tegal Alun - Pondok Saladah ternyata hanya menghabiskan waktu 15 menit saja!


Sesampainya di Pondok Saladah kembali, kami segera membereskan peralatan dan barang bawaan. Kami tak mau terjebak hujan lagi seperti saat berangkat. Sekitar pukul 1, rombongan kami pun turun. Total waktu turun dari Pondok Saladah - tempat parkir sekitar 1,5 jam saja.

Sembari menunggu dijemput, kami menghangatkan perut dengan meminum teh manis dan membersihkan diri di toilet. Kaki pegal luar biasa! Rasanya tak percaya telah turun! Ditengah serunya obrolan, mobil jemputan datang dan kami harus pulang. Au revoir Papandayan! I see you when i see you!










The end.

Terima kasih untuk : Agung, Dicky, Fauzi, Kang Feri, Kang Agung, Ira, Mba Mila dan Atha.
Terima kasih terbesar untuk Kang Ilet dan Kang Roby. Bantosan na katampi pisan, Kang!

Selasa, 21 Juni 2011

Hiking : Gunung Papandayan (Pondok Salada + Tegal Alun) 3

Gunung Papandayan, 16.30 WIB

Intensitas hujan berkurang. Saya, Mba Mila, Atha, Ira dan Dicky segera menuju sungai untuk membersihkan diri. Sungai di Pondok Saladah berada di bawah camping ground. Airnya super dingin! Kami bergegas naik kembali menuju tenda untuk berganti pakaian karena udara mulai dingin dan kami tidak ingin masuk angin.

Beberapa menit kemudian, hujan kembali turun dan tidak berhenti hingga malam hari. Tenda yang kami bawa ternyata ada yang rembes dan tidak dapat menahan gempuran air hujan yang kian menit kian deras saja. Api unggun yang dibuat oleh Kang Ferry hanya tahan tidak lebih dari 2 jam. Sambil menggigil kedinginan, kami berkumpul di tenda atas (total kami mendirikan 4 tenda) sementara tenda bawah diperbaiki letaknya oleh Kang Ilet dan Kang Roby.

Sambil menunggu perbaikan tenda, kami makan malam. Menu kali ini adalah nasi + sarden. Sayangnya, Agung beli sarden jenis balado yang sudah pasti pedas, sementara saya kurang suka pedas. Namun apa mau dikata, jika saya tidak makan sudah pasti saya akan kedinginan bahkan mungkin hipotermia. Saya pun makan sambil berdoa semoga perut saya kali ini dapat diajak kerjasama. Tenda dan makan selesai dalam waktu yang hampir bersamaan. Kami pun memasuki tenda masing - masing untuk beristirahat. Mba Mila, Ira dan Atha berada dalam satu tenda. Agung dan Fauzi hanya berdua dalam tenda mereka. Saya, Dicky dan Kang Agung menempati tenda paling atas. Kang Roby dan Kang Ilet punya tenda sendiri sementara Kang Feri sibuk dengan kayu bakarnya :D.

Hujan berhenti turun sekitar pukul 10 malam. Udara dingin menusuk tulang mulai terasa. Api unggun dibuat oleh Kang Feri. Cuaca cerah membuat langit tampak bersih dan dipenuhi bintang. Untuk mengusir dingin, saya dan teman teman mengobrol dan bercanda - canda. Semakin malam ternyata rasa kantuk semakin menyerang. Saya menyerah, saya mau istirahat saja, mengingat agenda besok pagi adalah mengejar sunrise. Jam 1 saya kembali ke tenda dan beristirahat.

Pukul 4.30 saya terbangun. Saya membangunkan teman teman yang lain untuk melihat sunrise. Saat itu langit luar biasa indahnya. Cerah dan penuh bintang! Semburat sinar matahari sudah mulai terlihat dari balik Pondok Saladah. Kami harus bergegas! Ternyata spot untuk melihat sunrise tidak jauh dari camping ground. Mulailah kami mengambil gambar sekaligus menikmati indahnya sunrise pagi itu.












Unforgetable moment. Breath taking. Subhanallah.

Agenda selanjutnya setelah menikmati sunrise adalah membersihkan badan lanjut packing dan sarapan pagi. Setelah sarapan pagi, kami akan ke Tegal Alun, track terpendek namun terberat di perjalanan kali ini.

Silakaaannn... :)
To be continued...

Kamis, 16 Juni 2011

Hiking : Gunung Papandayan (Pondok Salada + Tegal Alun) 2

Pendakian pun dimulai!

Saat itu cuaca mendung, jarum jam sudah beranjak hampir ke pukul 3 sore. Kami harus bergegas, karena sepertinya hujan akan turun sebentar lagi.

Di awal pendakian, kami langsung bertemu dengan kawah setelah melewati jalan lebar yang berbatu. Asap tebal menyambut kami saat perjalanan. Bau belerang tercium kuat. Menurut Kang Agung, kami dilarang berada terlalu lama di sana. Asap dan bau belerang dapat menyebabkan keracunan jika terlalu banyak dihirup.




Baru sampai kawah dan area berbatu, nafas saya sudah habis. Ternyata penyebabnya adalah tas yg saya bawa itu luar biasa beraaaaaaaattt.. :D. Saya minta tolong Dicky buat bantu bawa, ternyata Dicky juga sama sama gak kuat bawanya. Akhirnya setelah menghilangkan gengsi dan rasa gak enak, saya minta tolong sama Kang Ilet untuk tukeran tas, karena tasnya beliau kecil. Belakangan baru saya nyadar, biar kecil, tapi tasnya berat banget!

Masih di area kawah, hujan turun lumayan deras. Kami tetap meneruskan perjalanan karena kawasan kawah yang berbatu ini akan berakhir sebentar lagi. Isitilahnya, kagok kalo harus berhenti dulu untuk pake jas hujan. Sesampainya di akhir kawah, kami pun buru buru mengunakan jas hujan, berharap pakaian yg kami kenakan tidak terlalu basah. Sempat beristirahat sebentar sebelum meneruskan perjalanan, kami memakan bekal yang kami bawa agar gula darah tidak terlampau turun drastis.

Melihat jalur yang akan kami lewati menuju tempat perkemahan Pondok Saladah nyali sudah ciut. Sehabis diguyur hujan, pastinya jalan akan lebih sukar dilalui karena licin. Berbekal doa, tekad dan rasa percaya diri, kami semua melanjutkan perjalanan.

Di tengah jalan, Dicky merasakan kakinya kram. Kakinya tidak mampu untuk digerakan. Agung yang pernah mengalami hal serupa turun tangan membantu Dicky. Tak lama kemudian, Dicky pun bisa berjalan lagi. Trek selanjutnya lebih berat lagi, licin dan minim pohon atau setidaknya akarnya untuk dapat dijadikan pegangan. Dicky sempat jatuh dua kali di sana.

 

Setelah melewati trek licin itu, sampailah kami ke persimpangan antara ke Pondok Saladah dan Tegal Panjang. Mengambil arah ke Pondok Saladah mengharuskan kami melewati hutan homogen Cantigi (Vacsinium faringifolium) selama kurang lebih 15 menit, barulah sampai. Para pria langsung mendirikan tenda karena hari mulai gelap dan hujan belum mau berhenti.

Pondok Saladah
(foto diambil keesokan harinya)

To be continued....

Jumat, 20 Mei 2011

Hiking : Gunung Papandayan (Pondok Salada + Tegal Alun) 1



Prolog

Rasanya sudah lama saya gak cerita panjang lebar soal perjalanan yang saya lakukan. Saat ke Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru (TNBTS), Situ Patengan dan Pantai Ciamis-Tasikmalaya-Garut saya hanya bercerita lewat foto saja. Pada perjalanan kali ini saya coba cerita dengan detail yaaa.. :)

Saya sudah lama ingin hiking ke Gunung Papandayan tapi selalu kepentok sama urusan waktu cuti dan pekerjaan yang sepertinya gada habis habisnya. Tawaran pertama datang dari milis, seorang teman posting bahwa dia berencana akan hiking ke sana awal Maret 2011, kebetulan waktunya cocok, saya pun mendaftarkan diri untuk ikut serta.

Dua minggu sebelum keberangkatan, sahabat saya datang memberi undangan pernikahan yang katanya wajib saya datangi dan waktunya bertepatan dengan rencana hiking saya. Oh, God, i don't like dilemma!! Dengan berbagai macam pertimbangan, akhirnya saya mengalah. Pernikahan sahabat hanya sekali seumur hidup sedangkan hiking ke Papandayan masih dapat dilakukan dilain kesempatan. Saya pun batal berangkat.

Setelah kejadian itu, Gunung Papandayan selalu ada dipikiran saya, pokonya saya harus berangkat! Hehehe.. Saya pun mengajak Agung dan Dicky, sahabat saya untuk ke sana. Mereka berdua setuju! Ah, saya pun bersemangat! Udah kebayang didepan mata edelweis dan sunrise yang gak didapet saat ke TNBTS akhir taun lalu. Saya pun mengajak sahabat yang lain, dan ternyata mereka tertarik untuk ikut.

Setelah mendapat respon yang baik dari sahabat - sahabat, saya dan Agung pun mulai meyusun rencana perjalanan, budget, akomodasi dan logistik selama berada di sana. Meeting kecil pun dilakukan bersama dengan sahabat yang lain selama beberapa kali. Setelah ketemu kata sepakat, kami pun siap berangkat!!

------

15 Mei 2011

Disepakati bahwa pukul 11.00 WIB kami akan bertemu di meeting point yakni Terminal Guntur, Garut. Saya membawa rombongan dari Jakarta yg beranggotakan para wanita, dan Agung bersama rombongan dari Bandung yang beranggotakan para pria. Dikarenakan keterlambatan keberangkatan tim Jakarta, kami baru bisa bertemu kurang lebih pukul 11.30 WIB. Sambil menunggu mobil yang akan menjemput, kami memenuhi panggilan alam terlebih dahulu untuk berkunjung ke toilet lalu belanja macam - macam cemilan di mini market. Pukul 12an, mobil pick-up pun datang menjemput. Here we go!

Menuju Gunung Papandayan ada beberapa rute yang dapat ditempuh, dan kami sepakat melewati rute Cisurupan. Cisurupan dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 1,5 jam dari Garut. Kondisi jalan Cisurupan - Gate Gunung Papandayan tidak terlalu baik. Jalannya berlobang besar dan menanjak. Banyak terdapat perkebunan disisi kiri dan kanan jalan. Hasil bumi yang kami lihat adalah kentang, kol dan tomat. Setelah bertemu dengan jalan yg kondisinya lumayan baik, gerbang selamat datang pun terlihat. Hoorraaayy.. we're in!!

Sebelum dapat mendaki, kita diharuskan untuk mengisi data kelompok terlebih dahulu untuk mendapatkan surat ijin pendakian atau surat ijin memasuki wilayah konservasi (simaksi). Hal ini penting agar apabila ada hal yang tidak terduga dan tidak dikehendaki seperti orang hilang atau meninggal, dapat ditelusuri dengan mudah. Setelah urusan administrasi selesai, kami lanjut makan siang. Tim hiking kami nantinya terdiri atas : guide, porter dan peserta yang berjumlah 11 orang. Ready or not, here we come!



Ki ka : Atha, Ira, Mila, Agung, Dicky, Fauzi, Agung, Feri, Robi


To be continue..

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...