Saya sedang diminta mengerjakan sebuah proyek tulisan dan magazine online oleh perusahaan. Ketika sedang mencari data untuk bahan tulisan, saya menemukan artikel tentang ikan Tuna Sirip Biru (bluefin tuna). Saya jadi tertarik untuk menuliskannya lagi, biarpun di internet sudah banyak tulisan tentang ini. Tulisan saya ini, tentunya, berdasarkan sudut pandang saya didukung oleh data dari beberapa sumber. Please CMIIW yaaa!
---
Ikan Tuna Sirip Biru (
Thunnus thynnus) adalah spesies tuna yang paling banyak diinginkan, paling mahal dan paling sedikit tersedia di alam. Pasar tuna terbesar di dunia adalah Jepang, disusul oleh negara Amerika Serikat dan Uni Eropa. Harga Tuna Sirip Biru termahal adalah yang diimpor dari Spanyol, dihargai oleh pembeli Jepang sebesar 35 USD/Kg karena merupakan Tuna dengan kualitas premium.
|
Tuna Sirip Biru |
Tuna Sirip Biru dan ketiga jenis tuna lainnya : Tuna Sirip Kuning, Tuna Albakor, Tuna Mata Besar, merupakan ikan
pelagic atau ikan yang hidup di perairan atau lautan terbuka dan bukan di dasar ataupun zona yang dekat dengan daratan, mereka biasanya hidup bermigrasi. Daerah edar Tuna adalah di Samudera Pasifik dan Atlantik. Tuna juga membentuk
schooling atau kumpulan dalam jumlah besar yang bergerak bersama saat bermigrasi.
Schooling Tuna biasanya bergerombol dalam grup berdasarkan ukurannya. Tuna sirip biru terbesar di dunia ditemukan dan ditangkap dengan cara
sport fishing pada tahun 1979 di Nova Scotia, Kanada oleh Ken Fraser dengan berat 1.496 lbs atau sekitar 678.57 Kg!
|
Ken Fraser dan Tuna Sirip Biru hasil tangkapannya |
Sport fishing atau olahraga memancing ikan telah lama menggunakan Tuna sebagai sasaran mereka. Mengapa? Karena dianggap menarik dan membutuhkan teknik khusus. Tuna adalah ikan yang kuat dan memiliki kecepatan tinggi dalam bergerak mengarungi lautan. Kecepatan pergerakan Tuna terukur mencapai 60 mph atau sekitar 96,56 km/jam!
Schooling Tuna seringkali membentuk pusaran yang rapat sehingga menyulitkan para pelaku
sport fishing. Dibutuhkan kesabaran dan tenaga yang besar dalam menangkap Tuna, namun, justru yang membuat hal ini menjadi menarik karena melibatkan adrenalin yang cukup tinggi.
Kecepatan penangkapan Tuna saat ini sudah tidak sebanding dengan kecepatan perkembangbiakannya, baik oleh
sport fishing, maupun oleh nelayan. Meskipun dalam sekali bertelur Tuna betina mampu mengeluarkan 30 juta telur, tapi yang mampu tetap bertahan untuk hidup mungkin hanya sepersepuluhnya saja. Kebanyakan Tuna di alam ditangkap sebelum waktu dewasa, karena permintaan pasar yang tinggi. Hal ini menyebabkan populasi Tuna menurun hingga 90% terhitung sejak tahun 1970an.
Tuna sirip biru dan tiga jenis tuna lainnya sudah termasuk dalam daftar merah dalam seafood guide yang dikeluarkan oleh WWF. Daftar merah berarti daftar spesies yang telah mengalami penurunan populasi yang serius di alam dan dalam proses penangkapannya mungkin terjadi tangkapan sampingan (
by-catch) terhadap satwa yang dilindungi. Tuna juga digolongkan dalam spesies yang perkembangbiakannya lambat dan rentan terhadap
overfishing atau tangkapan berlebihan.
Kemampuan Tuna untuk mulai bereproduksi ada pada tahun ke 3-5 saat panjang mereka mencapai 2 meter. Saat ini, banyak nelayan yang tidak mengindahkan hal itu. Mereka menangkap Tuna ukuran apapun sebelum ikan tersebut sempat bereproduksi, demi permintaan pasar. Hal ini sangat disayangkan, dan jika terus berlangsung, dalam 50 tahun kedepan kita akan "kehabisan" Tuna.
Upaya pelestarian Tuna sudah banyak dilakukan. Organisasi lingkungan hidup seperti Greenpeace dan WWF sangat berupaya keras dalam program ini. Kita tidak harus membuka peternakan Tuna untuk dianggap ikut berpartisipasi. Dengan peduli akan isu ini dan mulai membatasi konsumsi Tuna pun berarti sudah melakukan perubahan yang berarti. Inilah program blue lifestyle yang sesungguhnya, mengerti dan ikut serta dalam gerakan sekecil apapun untuk kelestarian dan konservasi dalam menjaga laut dan seisinya.
Tautan :
Wikipedia
Monterey Bay Aquarium
WWF
Big Marine Fish
Tuna Fishing Technique
Wikipedia Pelagic Zone
Seafood Guide by WWF
*Ditulis sebagai support untuk program kampanye WWF " Choose Your Seafood Right".
Tulisan saya tentang liputan kampanye tersebut dapat dilihat
di sini