Kamis, 22 April 2010

Alangkah Lucunya (negeri ini) --bukan sebuah review

Kemarin, saya nonton film Alangkah Lucunya (negeri ini), sendirian. Karena sahabat saya ga terlalu suka film Indonesia, dia lebih memilih Hachiko, jadilah kita berpisah teater.

Kursi bioskop tidak terisi penuh, setengahnya pun tidak. Saya maklum, karena hari itu weekdays, dan saya nonton yang jam tayangnya 19.15.

Saya tidak terlalu banyak berekspetasi pada film ini, yang jelas jika ada Deddy Mizwar terlibat di dalamnya, pasti film itu banyak pesan moralnya. Itu yang saya cari. Itu yang saya suka.

Filmnya bercerita tentang niat seorang Sarjana Manajemen bernama Muluk yang ingin memberikan pendidikan bagi para pencopet cilik agar mereka tidak mencopet lagi. Muluk bersama dua orang temannya, Syamsul dan Pipit, saling membantu untuk mengajarkan para pencopet cilik itu membaca dan pengetahuan agama. Muluk, Syamsul dan Pipit digaji dari hasil mencopet. Dilema. Konflik mulai meruncing saat ayahnya Muluk mengetahui bahwa Muluk dan dua orang temannya digaji dari hasil mencopet. Ayahnya, merasa bahwa gaji Muluk tersebut haram, dan Muluk pun tak tau harus menyikapinya seperti apa. Seperti sudah saya duga, isi film itu penuh dengan pesan moral.

Setelah nonton film itu, saya jadi teringat sebuah percakapan dan diskusi dengan bos. Saat itu, kami menghadapi dilema, apakah ingin syiar/dakwah di "mesjid/lingkungan pesantren", atau syiar/dakwah di "gang Dolly"? Mana yang lebih baik?

Isi film dengan diskusi saya dan bos, persis sama keadaannya. Di film, memang tidak ada penyelesaian, karena memang posisi benar dan salah hanya Allah yang tau. Bos saya juga sempat dilema, dia bingung harus bagaimana. Bos saya mengambil keputusan untuk syiar/dakwah di "gang Dolly" sama persis seperti jalan yang diambil Muluk. Semoga, itu adalah keputusan yang terbaik yang diridhoi Allah. Amiin.

By the way, ada satu adegan yang saya suka dari film Alangkah Lucunya (negeri ini). Saat Syamsul dan Muluk memberi pengertian pada pencopet cilik tentang pentingnya arti pendidikan. Mereka menenangkannya dengan susah payah agar mudah dimengerti maksudnya. Mohon maaf jika dialognya ada yang salah, tapi maksudnya sih demikian (i hope) :P
Syamsul : copet juga harus berpendidikan, supaya nanti sukses dan tidak harus mencopet lagi.
Komet : maksudnya, jadi koruptor?

what do you think?

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...