Kamis, 19 Juni 2008

temen apa demen?

akhir-akhir ini gue lagi memperhatikan hal hal yang terjadi di sekitar gue. di rumah, di kantor, di pengajian, di tempat ngumpul ma temen temen.. pokonya di semua tempat. banyak hal yang terjadi dan kesemuanya ampir sama. pernah denger istilah temen tapi mesra?

tolong kasi tau gue definisi dari temen itu apa sih? mungkin kalo temen yang sesama jenis seperti cewe ma cewe or cowo ma cowo (kecuali yang homoseks) arti temen itu sudah bisa kita deskripsikan langsung, a friend in need is a friend indeed tea.. for good times and bad times i'll be on your side forever more, thats whats friends are for cenah kata lagu mah.. tapi klo kita menjalin pertemanan dengan lain jenis lain juga ceritanya. gue pernah baca di sebuah artikel atau di novel ya?lupa..hehe.. intinya mah jarang ada pertemanan lain jenis yang tidak dibumbui dengan romance or rasa cinta. kita memang bisa nyangkal di mulut dengan bilang klo kita gada pa pa, cuman temen, tapi rasa kangen, rasa sayang alias nyaah alias deudeuh, rasa ingin memiliki, itu akan muncul begitu saja tanpa bisa kita hindari. dan menurut gue, ketika rasa itu muncul, maka hubungan itu tidak murni lagi bernama temen.

menurut gue, yang namanya temenan dengan lain jenis itu ga pegangan tangan, gada shoulder to cry on, ga kissing each other, gada kata kata mesra, karena kesemua itu adalah hal hal yang hanya boleh dilakukan ketika kita sudah menikah karena itu termasuk zinah. ummmm, tapi itu menurut keyakinan yang gue tau, entah klo temen-temen punya pendapat lain.

mungkin sekarang definisi pertemanan itu sudah banyak berubah ya? dan mungkin pelajaran moral itu udah ga diajarin disekolah sekolah ya? karena gue liat gaya hidup hedonisme itu udah menyebar dan mengakar (kayak quotenya Pikiran Rakyat) keseluruh sendi sendi kehidupan masyarakat Indonesia. segala sesuatu yang menurut mereka asik udah dijadiin pembenaran. padahal kata bang haji Rhoma Irama "semua yang asik asik dan semua yang enak enak itu yang dilarang oleh agama".

jadi klo ada seseorang yang masuk kriteria yang gue bilang tadi bilang ke gue,"kita kan cuman temen". gue pasti balik tanya,"temen apa demen?". gue udah tau jawaban yang akan mereka kasi ke gue adalah,"suer wi, gada apa apa koq, cuman temenan". dan ketika itu pula gue sulit untuk percaya ma mereka lagi. gue cuman bisa bilang, "untukmu agamamu, untukku agamaku" (QS. Al Kafiruun 109:6).

1 komentar:

Apisindica mengatakan...

Assalamualaikum Bu Ustadzah......
Gaya euy menasehatinya udah pake hadist dan qur'an segala. Teruskan perjuangan memanggul panji-panji islam ya ceu.......

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...